Purwakarta | Fokuslensa.com – Sate maranggi dan beberapa hasil UMKM produksi khusus Purwakarta sudah identik dengan makanan khas dari Purwakarta, Tak heran bila banyak warung – warung Sate dan UMKM unik yang menduduki daftar utama pada tempat kuliner di Purwakarta yang paling terkenal.
Namun beberapa waktu yang lalu, sempat terjadi adanya ketidaknyamanan didalam pengelolaanya, sehingga banyak pihak yang merasa hal tersebut harus segera diberikan perhatian khusus oleh Pemerintah Daerah agar dapat memiliki pengukuhan atau kejelasan secara hukum dan berkelanjutan, maka Komunitas Bela Purwakarta lakukan Audensi bersama Anggota DPRD Kabupaten Purwakarta untuk membahas terkait pengelolaan Wisata Kuliner (Wiskul). Rabu (20/09/2022)
Acara pembahasan pengelolaan Wisata Kuliner (Wiskul) dilakukan di Aula Paripurna DPRD Kabupaten Purwakarta yang beralamat di Jln.Ir.H.Djuanda Desa Mekargalih Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta.
Sementara kegiatan tersebut di hadiri oleh Alex Alaiksalam Anggota Komisi I DPRD Purwakarta, sekaligus sebagai pimpinan kegiatan dengan didampingi anggota lainya yakni Agus Sugiharto.
Terlihat banyak tokoh – tokoh lainya yang hadir dalam acara, seperti Kapten Arm Wahyu Widodo (Danramil 1907/BGS), Iwan Soeroso (Kadishub Purwakarta), Teguh Juarsa S.E M.M (Kabid Tibum Tranmas Satpol PP Purwakarta), Aa Komara (Ketua Bela Purwakarta), Jhon Kamal (Ketua Karang Taruna Purwakarta), Wawan Setiawan (Kabid Kebudayaan Disporaparbud), Nizar (DKUPP) Serta peserta lainya.
Ditengah kegiatan tersebut Aa. Komara (Bela Purwakarta) mengatakan bahwa ia menginginkan ada ruang terbuka untuk Ibu Lina guna membicarakan di Forum terkait Wiskul, serta Formasi pengelolaan Wiskul yang sampai saat ini seharusnya Pemerintah Daerah menjadi otoritasnya.
Ketua Karang Taruna Kabupaten Purwakarta Jhon Kamal Paparkan bahwa Permasalahan awalnya adalah, pengelolaan wiskul dilakukan seperti pasar malam saja, Kemudian dilakukan beberapa kali pertemuan dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan membicarakan mengenai kegiatan tersebut, dan Bupati saat itu meminta untu buatkan SK kepada para pedagang yang berjualan di CFN dan lakukan pendataan baik dari Paguyuban maupun Karang Taruna, namun pada saat itu, bagian SK bukanlah bagian dari Karang Taruna.
Atas hal itu, Dishub pernah lakukan upaya untuk mengundang para pelaku Wiskul, baik paguyuban maupun karang taruna yang selama ini sebagai pengelola parkir seriap kali Wisku berjalan, namun hal itu tidak pernah terjadi, karena tidak ada yang datang atas undangan itu.
Teguh Juarsa (Kabid Tibumtranmas Satpol PP) ikut bicara mengenai kronologis dari awal didirikannya Wisata Kuliner, Teguh paparkan bahwa kronologis awal Wiskul awalnya Bupati yang diminta oleh paguyuban terkait aturan, dan dulu lanjut Teguh belum ada, sehingga pada saat itu Bupatilah yg mem back up, dengan asumsi laksanakan program Jokowi yang berkaitan dengan UMKM.
Namun hal – hal seperti demikian Selalu saja tidak menghasilkan titik temu, yang menurutnya dari awal antara karangtaruna lingkungan dengan paguyuban, jika memang ingin pengelolaan Wiskul tersebut dapat pengukuhan dan pengakuan secara hukum, teguh katakan agar canangkan dulu aturan Perbub nya, sebab ucap Teguh, apabila ada terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, maka nantinya pemerintah yang akan disalahkan.
Sebelum pengelolaan Wiskul yang baru, paguyuban kuliner telah berdiri sejak 6 tahun yang lalu, Tidak hanya itu, bahwa paguyuban sudah menjadi koperasi dengan nama Koperasi Wisata Kuliner Sejahtera hingga kini, hal tersebut dibenarkan oleh Lina Herlina sebagai pelaku Paguyuban Wiskul, adapun dengan audiensi tersebut, Lina katakan Paguyuban jadi ikut terseret karena hal itu merupakan permintaan dari karang taruna setempat dan hingga saat ini, ia memutuskan untuk melepaskan semua urusan terkait dengan pengelolaan wisata kuliner.
Adapun kronologi terbentuknya Wisata Kuliner, Kapten Wahyu Widodo menjelaskan bahwa yang pada saat itu memang masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta adalah Dedi Mulyadi dan pembicaraan terkait Wiskul saat dilakukan di Rumdin Dandim, kemudian ditunjuklah saat itu Kapten Sugiyono sebagai pelaksana awal.
Dan Terkait legalitas pihak koperasi, Kodim telah menempuh semua perijinan termasuk Andalalinya, Dan terbukti sampai Saat ini pihak Koperasi sudah memberikan sumbangsih terhadap pendapatan daerah, Apabila ada permasalahan agar bisa langsung datang ke koperasi sehingga dapat diselesaikan.
Akhirnya dipenghujung acara penutupan acara, alaikasallam menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada koperasi Kodim 0619/Pwk yang sudah memberikan sumbangsihnya bagi pendapatan daerah Kabupaten Purwakarta selama mengelola Wiskul, dan selanjutnya untuk pengelolaan Wisata Kuliner masih dikelola oleh koperasi Kodim 0619, dan ditegaskan oleh Kapten Arm Wahyu apabila ada permasalahan, bisa datang dan komunikasikan dengan pihak Koperasi.
Tak hanya itu, Semua dinas yang hadir, mendukung dan memperkuat koperasi Kodim dalam pengelolaan wiskul mendatang, tak terkecuali para pedagang yang dapat merasakan perbedaan antara Wiskul saat ini dan dahulu, yang mengatakan bahwa Wiskul saat ini lebih aman, nyaman dan kondusif, sehingga masyarakat pedagang Wiskul dukung agar pengelolaan Wiskul dilanjutkan oleh Koperasi Kodim 0619.
Atas hal diatas, diambil kesimpulan, hasil dari pertemuan tersebut telah menghasilkan keputusan bahwa Wiskul akan dilanjutkan oleh Koperasi Kodim 0619 Purwakarta.
( Mugeni )