SERANG – Fokuslensa.com – Soal Kontoversi tindakan Presiden Prancis, Emmanuel Marcon yang menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW, Gusdurian Banten mengajak semua umat untuk mengendalikan amarah.
Pasalnya gelombang protes terus bermunculan atas tindakan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW itu mulai dari kalangan pemuka agama dan pesohor tanah air.
Perwakilan Gusdurian Banten, Rifqiyudin Anshari mengatakan pihaknya tidak membenarkan pemenggalan kepala oleh pelaku teror sebab teror tidak terikat agama mana pun.
“Kita tidak membenarkan pemenggalan kepala oleh pelaku teror sebab teror tidak terikat agama mana pun,” katanya kepada wartawan di Kota Serang, Minggu (1/11/2020).
Selain itu, sambung Rifqi, pihaknya juga mengecam berekspresi Emmanuel Macron, yang kebablasan dan mengarah pada Hate-Speech kemudian mengarah pada penghinaan terhadap kelompok tertentu.
“Kita juga mengecam kebebasan berekspresi yang kebablasan dan mengarah pada Hate-Speech, kemudian mengarah pada penghinaan terhadap kelompok tertentu, misalnya menunjukan kartun Nabi yang didalam Islam itu jelas dilarang. Kita harus tahu batasan kita masing – masing jika ingin dihormati,” imbuhnya.
Rifqi melanjutkan, tindakan Macron sangat disayangkan, seharusnya harus lebih moderat dan demokratis serta melindungi kepentingan golongan. Dengan tidak melakukan tindakan yang bersebrangan tentang islam apalagi menuduh islam adalah radikal.
“Kita menyayangkan sikap Presiden Prancis yang harusnya bisa lebih moderat dan demokratis, dan bisa melindungi kepentingan semua golongan, tidak malah menyimpulkan hal – hal yang bersebrangan tentang Islam, apalagi menuduh Islam radikal,” ungkapnya.
Menurut Rifqi, gejolak yang terjadi di tokoh agama dan masyarakat yang mengecam tindakan yang dianggap melukai umat islam adalah hal yang wajar. Tinggal bagaimana mampu mengarahkan diri kepada tindakan yang lebih baik dan bermanfaat.
“Kami harap semua umat bisa mengendalikan diri, karena saat ini kita sudah marah, jangan mudah terprovokasi, apalagi sampai memelihara amarah itu, dan melakukan tindakan – tindakan yang merusak. Yang bisa kita lakukan setelah marah adalah berdoa, dan meminta ampunan, semoga kita terhindar dari hal – hal yang mencelakai diri kita semua,” tandasnya.
(Info Wartawan : RN)