Jakarta | Fokuslensa.com – Pada SDGs _Annual Conference_ 2020 pada tanggal 17 Desember 2020, Bapak Presiden Republik Indonesia telah memerintahkan kepada Menteri Suharso sebagai Koordinator Pelaksanaan SDGs, bahwa pencapaian target SDGs tidak boleh menurun walaupun capaian SDGs terpengaruh oleh dampak pandemi Covid-19.
“Tentu saja ini bukan hal yang mudah, namun ada pesan kunci yang disampaikan Bapak Presiden, yaitu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas ditugaskan untuk mengkoordinasikan orkestrasi nasional pelaksanaan pencapaian SDGs,” ujar Menteri saat memberikan sambutan pada Kick off penyusunan RAN SDGS dan penyusunan VNR, pada hari Rabu, 17 Februari 2021.
Kementerian PPN/Bappenas terus berupaya keras dalam percepatan pencapaian target SDGs, terlebih dalam masa pandemi Covid-19. Beberapa agenda besar dalam tahun 2021 yang akan mendukung upaya ini, meliputi penyusunan _Voluntary National Review_ (VNR) tahun 2021 yang akan dilaporkan pada Perserikatan Bangsa Bangsa dan penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) SDGs periode 2020-2024.
“Tahun ini, Indonesia berkomitmen menyampaikan laporan VNR untuk ketiga kali bersama 43 negara lain pada _High-Level Political Forum_ (HLPF) 2021 yang diselenggarakan oleh ECOSOC PBB. Di saat yang tidak mudah ini, Indonesia perlu hadir dan berbagi,” ucap Menteri.
Indonesia akan menyampaikan pada dunia tentang dinamika kebijakan dalam mengatasi dampak Covid-19, agenda pencapaian SDGs, serta momentum untuk mempercepat proses transformasi.
Tema HLPF tahun ini sangat selaras dengan arah pembangunan Indonesia yaitu “Sustainable and resilient recovery from the Covid-19 pandemic that promotes the economic, social and environmental dimensions of sustainable development: building an inclusive and effective path for the achievement of the 2030 Agenda in the context of the decade of action and delivery for sustainable development”.
“Keselarasan tema HLPF dengan arah pembangunan Indonesia tidaklah mengherankan karena SDGs dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah menjadi satu nafas,” lanjut Menteri.
Penyusunan VNR 2021 ini harus diselesaikan dalam kurun waktu yang singkat. Mengingat _main messages_ harus selesai pada awal Mei dan pertengahan Juni, laporan VNR ini harus dikirimkan ke PBB.
“Indonesia dalam 2 kali penyusunan VNR selalu menjadi salah satu yang terbaik dan menjadi rujukan negara lain atau lembaga internasional. Untuk itu, kita harus mempertahankan pencapaian ini,” pungkasnya.
( Red )